BREDYREDY SUNGGORO SUNDULLANGIT
*Kala sira kadhawuhan mijil Sira ora ngerti apa-apa njur Allah paring rakhmate iku wujud pangrungu paningal lan ati kang suci mula padha nyukurana ing paringan mau kanggo sangu nggonmu mlana lumaku ing alam kadonya puniki supaya nora sasar*

Jumat, Desember 09, 2011

Jawa Terancam Kekeringan Mulai 2015

CURAH hujan di wilayah Jawa cenderung semakin sedikit mulai 2015. Dengan begitu, akan semakin banyak wilayah di Jawa yang kekeringan.

Demikian hasil pola yang dibuat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang disampaikan oleh Kepala BMKG Sri Woro B Harijono di Jakarta, kemarin. Pola yang dibuat BMKG merujuk ke pola angin, musim, cuaca, dan naiknya suhu air laut yang kemudian dirumuskan dalam peta proyeksi curah hujan 2015-2039. Indonesia memiliki sekitar 342 pola iklim yang menyebabkan kondisi alam mengalami banyak perubahan.

Menurut Sri Woro, daerah-daerah yang berada di dekat danau juga akan mengalami kekeringan. Karena itu, pihaknya merekomendasikan pemerintah daerah (pemda) untuk tidak membangun dam ataupun bendungan.

Alasannya membangun bendungan akan sia-sia karena daya tampung air tidak akan terpenuhi. ''Saya sudah mengirimkan ke daerah-daerah untuk mulai dipikirkan apa yang akan dilakukan menghadapi perubahan iklim yang kian nyata ini. Salah satu rekomendasinya ialah pemda jangan membangun dam atau bendungan,'' kata Sri Woro saat memaparkan laporan BMKG di Jakarta, kemarin.

Laporan tentang kondisi iklim Indonesia, menurut dia, sudah dilaporkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tiga minggu lalu.

Mengenai wilayah di luar Jawa, Sri Woro mengatakan di sebagian Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi masih tersisa air meski jumlahnya berkurang. Pasalnya masih ada hujan dengan intensitas sedang.

Peringatan dini tersebut tidak ada kaitannya adanya badai La Nina atau El Nino. Menurutnya, setiap hari terjadi perubahan cuaca yang cepat. ''Belakangan banyak sekali cuaca ekstrem terjadi di berbagai tempat.''

Resapan air

Dalam menanggapi itu, Staf Ahli Menko Kesra Bidang Perubahan Iklim dan Mitigasi Bencana Asep D Muhammad menambahkan, kekeringan yang terjadi di Jawa bisa disebabkan tidak terkontrolnya pengambilan air tanah.

''Tidak hanya di Jakarta masyarakat berlebihan mengambil air tanah. Banyak kota di daerah lain juga memiliki perilaku sama,'' jelas Asep.

Di samping itu, pemanasan global juga memengaruhi meningkatnya suhu di laut. ''Sekarang di kawasan pantai sudah sangat umum terjadi rob. Daerah resapan air mulai menyusut, ruang terbuka hijau masih terbatas.''

Asep mengusulkan penyelamatan Jawa dari kekeringan melalui reboisasi, penyelamatan sumber-sumber air, dan pembangunan dam di pesisir.

''Di Jakarta Utara sudah dicoba membangun dam di pesisir mulai 2012. Dam ini akan menjadi sumber air baru dengan mengambil air laut karena air tanah sudah tidak ada,'' terangnya.

Dia memperkirakan air tawar akan semakin sulit didapat sehingga bakal menjadi komoditas mahal.


dikutip dari Media Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BOLEHLAH CORET CORET SEDIKIT DISINI